RSS

Sabtu, 10 September 2011

I
Teramat sering kita menipu diri
bahkan sampai lupa mana yang asli
sebenarnya cinta tapi kubilang benci
mungkin padamu juga, atau aku yag tak tahu diri


III
Aku dan kau bagai langit dan bumi
saling memaki dan saling mencaci
andai sekali lagi dan sekali lagi
saling mengisi bak lumut pada candi


II
Aku pernah memimpikan pelaminan
diriku dengan dirimu yang begitu menawan
bukannya dengan wanita lain
sebab selain dirimu aku tak ingin kawin




SAJAK PAGI


Bangun kawan 
mari lawan kekhawatiran
sebab esok takan lagi
dan tak ada lagi tuk menanti

Kusuguhkan secangkir kopi ini.
untuk tenangkan hati

Selamat pagi !
Mari minum kopi !




anakrembulan 2011



LAWAN


Jangan takut sahabatku
mari berdiri disisiku
katakan sesuatu
jangan ragu


 Semua punya asa
  Semua punya rasa
          Semua pun akan binasa





anakrembulan 2011

HENING


"Semua seraya membisu
tak tersisa satu
terasa semu"




anakrembulan 2011
PENANTIAN


Malam lekaslah pergi
dari relung relung hati
sebab pagi kan kembali
membawa mimpi yang terhenti

Senjapun lambat laun kembali
menusuk hati yang mati
nampak wajah-wajah muram pula
dibawah lampu temaram

Bunda doakan dan berkatilah kami
kaum yang dikhianati




anakrembulan 2011

Untuk ADI

Untuk ADI


Dalam hujan
telah nampak sosoknya
diujung jembatan itu
entah apa namanya

Kulihat pula wajah orang pucat
hitam pekat
pun otak otak orang sakit
duren sawit

Air pada jiwa tetap tenang
Air pada kanal seperti matisuri
Angin pada trotoar tetap kencang
Sedang angin pada kanal ,
telah jauh pergi.






anakrembulan 2011
MOGA SAJA TUAN MATI

                                                    (Untuk pak presiden)


rabu dua belas januari
puluhan sirine, ratusan mungkin
terdengar lalu lalang
datang dan robohkan mimpi
mimpi yang rongsokan
orang-orang malang

tak ada kabar acara
hanya sisa sisa pagi
hati hanya mengira
mungkin tuan mati ?

rabu dua belas januari
"moga saja tuan mati"
demi negeri yang terperosok
agar cerah ada esok.




anakrembulan 2011


JAKARTA

Jalan jalan merenggang
setelah tahun mati
angin angin mengerang
daun pun pergi

Lalu pada sabtu januari pagi
kutulis sajak tentang jakarta kita
Jakarta kita yang sepi sunyi
Jakarta kita yang lama terjaga

dan tersimpan dalam hati
tersimpan sampai mati.





anakrembulan 2011